Kehidupan sosial memang penuh dengan masalah dan hambatan, bagi diri kita sendiri maupun orang lain. Apa kamu pernah melihat orang terdekatmu sedang mengalami kesedihan, stres, atau tertimpa musibah? Kamu sebagai teman yang baik tentu saja akan berusaha untuk bersikap suportif dan membantunya untuk keluar dari masalah yang dia alami. Kamu juga mungkin akan berusaha mendengarkan dan memahami kesulitan yang dia alami, walaupun sebenarnya kamu tidak bisa membedakan apakah perasaan yang kamu tunjukkan ini termasuk ke dalam sikap simpati atau empati? Walaupun punya definisi yang hampir sama, tapi keduanya sebenarnya memiliki perbedaan dari segi yang lain. Untuk penjelasan lebih lanjut kamu bisa simak perbedaannya berikut ini. Definisi Simpati dan Empati 1. Simpati Secara umum, simpati bisa diartikan sebagai suatu perilaku dimana seorang individu memiliki rasa peduli dan prihatin dengan kondisi atau kesulitan yang dialami oleh seseorang. 2. Empati Secara umum, empati bisa diartikan sebagai kemampuan seorang individu untuk bisa mengenali dan berbagi perasaan yang sama, yang dirasakan oleh orang lain. Kesimpulan Perbedaan Simpati dan Empati Orang yang simpati biasanya akan memberikan respon dukungan atas kejadian yang menimpa orang lain di sekitarnya, tapi hanya sampai disitu saja, mereka tidak akan membantu seseorang untuk keluar dari kesulitannya. Orang yang memiliki rasa empati biasanya lebih bisa merasakan kesedihan yang dirasakan orang lain dan mereka juga akan berusaha keras untuk ikut mencari cara dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Contoh Perilaku Simpati dan Empati 1. Simpati Mengucapakan duka cita dan belasungkawa pada teman yang sedang berduka. Mendengarkan keluhan teman yang sedang berada pada fase quarter life crisis. Memberikan ucapan selamat kepada teman yang sedang merayakan kebahagiaan. Menghibur teman yang sedang tertimpa masalah atau musibah. 2. Empati Turun langsung ke lapangan untuk membantu korban bencana alam. Memberikan bantuan secara langsung kepada anak-anak yatim piatu di panti asuhan. Ikut merasakan kekecewaan teman yang gagal dalam tes dan mencoba mengajaknya refreshing sejenak untuk bisa melepas stres. Manfaat Simpati dan Empati dalam Kehidupan 1. Membangun Hubungan Sosial Perasaan simpati dan empati ini dibutuhkan untuk bisa membangun hubungan sosial yang baik dengan orang lain. Dengan memiliki rasa simpati dan empati, kamu akan memahami apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan oleh orang lain. Kamu juga akan terlatih untuk bisa memberikan respon yang tepat dalam segala situasi. 2. Melatih Perilaku Tolong Menolong Ketika kamu memiliki rasa empati, kamu bisa membayangkan bagaimana rasanya jika berada pada posisi orang lain dan itu akan mendorongmu untuk melakukan sesuatu yang bisa membantu meringankan beban masalah orang tersebut. Jadi, rasa empati ini juga bisa melatih perilaku tolong menolong antar sesama manusia dan menjadi salah satu bentuk penyampaian perasaan peduli dan prihatin. 3. Menjauhkanmu dari Sikap Egois Karena kamu bisa merasakan dan memahami kesulitan yang dialami oleh orang lain, maka kamu tidak akan punya waktu untuk egois dan memikirkan diri sendiri. Rasa empati yang kamu punya justru akan membuatmu menjadi pribadi yang lebih bersyukur dan menyadari bahwa tidak hanya kamu saja yang pernah berada dalam masa-masa sulit. Nah, setelah membaca perbedaan antara simpati dan empati, tentunya kamu sudah bisa menilai bahwa sikap empati akan jauh lebih baik untuk dimiliki. Untuk belajar bagaimana caranya memiliki rasa empati terhadap orang lain, kamu bisa coba membaca penjelasannya dalam buku Generasi Empati yang ditulis oleh Ahmad Rifa’I Rif’an. Manusia terlahir sebagai makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain, orang-orang yang mengaku bisa hidup tanpa bantuan orang lain bisa diartikan sebagai orang yang sombong. Karena itulah, kita harus selalu berusaha untuk bisa membantu orang lain yang membutuhkan bantuan kita. Sikap empati ini akan membantu kamu untuk bisa memiliki hubungan yang baik dengan banyak orang dari berbagai kalangan, dan dari buku ini kamu akan belajar bagaimana caranya bersikap dan merespon orang lain sedang mengalami kesulitan. Untuk penjelasan lebih mendalam, kamu bisa membacanya melalui e-book di Gramedia Digital, atau kamu juga bisa membeli buku fisiknya melalui online di website Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, borong semua buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.
Beda Simpati Dan Empati – Simpati dan empati memiliki kedekatan makna. Keduanya memiliki pengertian yang nyaris sama, utamanya karena simpati dan empati memiliki arti penting bagi manusia yang terlahir sebagai makhluk sosial. Simpati dan empati menunjukkan suatu kondisi yang berkaitan dengan perasaan, pikiran, atau keadaan yang sama dengan kondisi yang dialami oleh orang lain. Selama ini pasti banyak dari Grameds yang sudah sering mendengar kedua kata ini. Tetapi banyak juga yang keliru memahami arti persisnya dalam kehidupan sehari-hari. Meski sama-sama berkaitan dengan perasan, kedua hal ini memiliki karakteristik masing-masing. Lalu seperti apakah makna sesungguhnya dari simpati dan empati? Mari kita simak penjelasan berikut ini terkait seperti apa beda simpati dan empati. Selama ini simpati sering digunakan untuk mengilustrasikan berbagai rasa sakit serta emosional seseorang. Saat merasa kasihan kepada seseorang, kalian akan merasakan simpati. Kalian merasa sedih, karena seseorang sedang tertimpa kemalangan. Perasaan ini bisa terjadi terhadap individu atau kelompok. Sedangkan empati bersumber pada kemampuan seseorang dalam membayangkan atau mengimajinasikan perasaan orang lain. Secara sederhana, contoh dari empati adalah mau merasakan kesedihan yang dialami oleh orang lain, kemudian membantu orang lain tersebut mengurangi kesedihannya. Untuk lebih lengkapnya, baca tulisan ini sampai habis ya, Grameds. Supaya kita sama-sama tahu apa beda simpati dengan empati. Ada juga buku menarik yang dapat kalian baca sebagai referensi lebih dalam mengenai empati. Pengertian Simpati dan Empati Menurut Para AhliPengertian Simpati1. Eisenberg 20002. Valiente 20043. Batson 2000Pengertian Empati1. Patton 20022. Al Barry dan Partanto3. M. Umar dan Ahmadi AliCiri Simpati dan EmpatiCiri Simpati1. Bersifat seperasaan2. Tidak mendalam3. Sebuah bentuk respons dukungan4. Muncul atas dasar faktor persamaanCiri Empati1. Mampu memahami orang lain2. Mampu membaca isyarat tertentu3. Melakukan sebuah tindakan4. Mampu memahami diri sendiri5. Memiliki batasan tertentuMenilik Beda Simpati dan Empati1. Simpati tidak mendalam, empati lebih Simpati adalah respons dukungan, empati pemahaman terhadap orang Simpati berdasarkan pada suatu persamaan, empati berdasar suatu Simpati bersifat spontan, empati melibatkan beberapa faktor. Pengertian Simpati dan Empati Menurut Para Ahli Kita coba urai satu per satu mulai dari pengertian simpati terlebih dahulu ya, Grameds. Banyak ahli mengemukakan pendapatnya tentang definisi simpati. Berikut penuturannya. Pengertian Simpati 1. Eisenberg 2000 Eisenberg berpendapat, bahwa simpati adalah serangkaian proses interaksi sosial yang timbul dari adanya kejadian tertentu sehingga memunculkan respons terhadap perasaan yang dirasakan oleh individu lain yang sedang menderita serta memerlukan bantuan. 2. Valiente 2004 Valiente berpendapat, bahwa simpati adalah tindakan seseorang yang bernilai positif lantaran disertai dengan penalaran moral terhadap perilaku yang ia rasakan untuk ikut merasakan apa yang orang lain rasakan. 3. Batson 2000 Batson berpendapat, bahwa simpati merupakan perasaan yang melibatkan keadaan orang lain yang berawal dari empati sehingga dalam hal ini mengerucut pada pelibatan proses sosial bersifat kognitif. Sementara itu, menurut kamus besar bahasa Indonesia KBBI, simpati adalah rasa kasih, rasa setuju kepada, rasa suka, keikutsertaan merasakan perasaan senang, susah, dan sebagainya orang lain. Jadi, dalam prosesnya, simpati akan melibatkan pemikiran dan perasaan seseorang. Pengertian Empati 1. Patton 2002 Menurut Patton, empati adalah menjalin sebuah relasi yang akrab, hingga bisa memahami perasaan orang lain membutuhkan waktu dan proses. Meskipun tidak mudah, seseorang harus melakukannya demi memiliki rasa kasih dan memperhatikan orang yang dituju, “Memposisikan diri pada posisi orang lain.” 2. Al Barry dan Partanto Menurut kedua ahli ini, empati adalah sikap keaktifan otot-otot atau perasaan yang dialami manusia ketika menghadapi benda-benda atau manusia, kemudian bersatu dengan mereka pada waktu tertentu dan mengadakan respon saat menyertai mereka. 3. M. Umar dan Ahmadi Ali Kedua ahli ini mendefinisikan, bahwa empati adalah kecenderungan yang dirasakan seseorang untuk merasakan sesuatu yang dilakukan orang lain, andaikan dirinya ada di posisi tersebut. Menurut kamus besar berbahasa Indonesia KBBI, empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Sebelum melanjutkan ke pembahasan berikutnya. Ada buku bagus yang perlu Grameds ketahui agar kamu bisa mengasah simpati. Buku ini berisi penjelasan mengenai kemampuan dasar untuk mendengarkan yang ternyata sulit dilakukan. Alasan yang utama kenapa mendengarkan bisa menjadi sesuatu yang sulit, sebenarnya hanya satu, yakni kurang berlatih! Kemampuan mendengar merupakan latihan seumur hidup, karena dengan mendengarkan, dapat membantu mendewasakan jalan pemikiran dan cara pengambilan keputusan seseorang. Meski buku ini tidak dapat secara instan membuat kalian tiba-tiba menjadi pendengar yang baik. Namun, kalian dapat mempelajari dasar-dasar pemahaman untuk menjadi pendengar yang baik dan mendorong kemampuan untuk mengembangkan kemampuan ini sendiri. Ini bukunya! Salah satu karakteristik dari kedua sikap positif ini adalah ciri-ciri. Simpati dan empati memiliki ciri-ciri yang mudah dididentifikasi oleh yang melakukan atau yang menerima perlakuan dari sikap positif ini. Berikut penjelasannya! Ciri Simpati 1. Bersifat seperasaan Simpati adalah suatu sikap peduli dan perasaan iba terhadap orang lain. Sikap ini disebut dengan sikap seperasaan. Simpati hanya sebatas mampu merasakan secara bersama tentang apa yang dirasakan oleh orang lain. Siapapun yang terlibat akan menganggap bahwa apa yang terjadi adalah suatu perasaan senasib, sehingga kemudian akan saling mendukung dan menguatkan. 2. Tidak mendalam Perasaan yang muncul dari simpati biasanya tidak mendalam, karena hanya sebatas bersifat merasa iba. Seseorang mungkin mengetahui kesedihan yang dialami oleh orang lain dan ikut bersedih dengan apa yang sedang dialami oleh orang lain, tapi mereka tidak terlalu terlibat dalam kesedihan itu. Secara umum, simpati hanya menunjukkan suatu sikap prihatin terhadap apa yang dirasakan oleh orang lain, tanpa memandang perlu atau tidak untuk membantu seseorang tersebut mengatasi kesulitannya, sebab ia merasa memiliki masalah yang sama. 3. Sebuah bentuk respons dukungan Karena sifatnya yang tidak begitu mendalam, maka sikap simpati yang demikian bukan merupakan sesuatu yang salah. Sikap simpati tersebut boleh dikatakan sebagai sebuah bentuk respon dukungan kepada orang lain. Seseorang dapat merasakan dukungan dari orang lain, namun dukungan dari orang yang menaruh simpati, tidak sampai pada tahap penyelesaian masalah. Meski hanya bersifat dukungan, namun bagi beberapa orang menganggap, bentuk dukungan ini sudah lebih dari cukup, sebab orang tersebut memang tidak memerlukan dukungan yang lebih besar lagi. 4. Muncul atas dasar faktor persamaan Rasa simpati bisa muncul, karena mungkin seseorang pernah mengalami peristiwa yang sama, jadi pengalaman itu memunculkan rasa iba atau rasa prihatin terhadap apa yang dialami oleh orang lain. Keduanya akan saling menguatkan, namun berusaha tidak terlibat lebih jauh dalam proses pemecahan masalah yang ada. Ciri Empati 1. Mampu memahami orang lain Banyak hal dapat memengaruhi perilaku seseorang. Seseorang secara alamiah dapat merasakan hal yang sama, ketika melihat orang lain sedang mengalami perasaan tertentu. Empati dapat melihat serta memahami sesuatu yang sedang dipikirkan dan dirasakan oleh orang lain. 2. Mampu membaca isyarat tertentu Kadar emosional seseorang dapat terbaca melalui ekspresi, gelagat, serta bahasa tubuh. Ketiga faktor tersebut merupakan isyarat yang menggambarkan kondisi seseorang. Empati mampu melihat isyarat atau tanda-tanda yang sedang dialami atau dirasakan oleh seseorang. Sebagai contoh, saat seseorang sedang merasakan kebahagiaan, wajahnya akan terlihat berseri-seri, ceria, dan penuh semangat. Sebaliknya, jika seseorang sedang mengalami kedukaan, orang tersebut akan terlihat sedih, murung, dan nampak lesu dalam beraktivitas. Bahkan, cara bicara seseorang, dapat mengisyaratkan apa yang sedang dialami oleh orang tersebut. 3. Melakukan sebuah tindakan Setiap orang akan memberi respon yang berbeda-beda saat melihat orang lain sedang mengalami kesedihan, ada yang merasa iba dan mendengarkan keluh kesah dari orang lain tersebut, Namun ada pula yang kemudian pergi dan tidak peduli. Empati memberikan aksi dan tindakan nyata terhadap perasaan yang dirasakan. Bagi seseorang yang memiliki empati, saat mendengarkan keluh kesah orang lain, dirinya akan meminta maaf dan menyampaikan bahwa ia tidak tahan mendengarkan cerita sedih orang lain. Sementara bagi seseorang yang tidak memiliki empati, ia tidak akan peduli sama sekali, malah akan mengungkit kejadian masa lalu. 4. Mampu memahami diri sendiri Pada masa tertentu, seseorang akan mengalami kelelahan emosional yang cukup parah jika terus menghadapi perasaan negatif yang begitu kuat. Tidak semua orang dipersiapkan untuk dapat menahan emosi. Setiap orang pernah mengalami mood yang tidak stabil. Pada suatu peristiwa, tiba-tiba merasa senang, namun tidak lama setelahnya akan marah-marah atau sedih. Perasaan yang demikian sangat sulit dipahami atau diterima oleh orang yang berada di sekitarnya. Perasaan senang, bahagia, gembira, marah-marah, atau sedih, merupakan hal yang wajar dialami oleh setiap orang. Akan jauh lebih baik, jika seseorang mampu mengelola emosinya, agar tidak menimbulkan konflik dengan orang lain. Empati dapat membantu mengelola emosi yang hadir, mungkin ketika sedih, diri sendiri boleh menangis, atau menceritakan perasaan yang sedang dirasakan kepada orang lain. Namun jangan sampai berlarut-larut, karena orang yang mendengar akan bosan, karena emosi kita, ya milik kita sendiri. 5. Memiliki batasan tertentu Manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial. Sehingga memiliki kemampuan untuk beradaptasi melihat peristiwa sosial yang terjadi di sekitarnya. Memiliki kepekaan perasaan yang sama dengan yang dirasakan oleh orang lain, boleh-boleh saja. Namun jangan sampai mencampuri urusan tersebut terlalu dalam. Dengan demikian meski hal ini dianggap baik, namun jangan melupakan batasan-batasan mana yang boleh dan mana yang tidak. Grameds, perlu kita pahami bahwa empati tidak lepas dari komunikasi. Buku berikut dapat Grameds jadikan referensi, terutama bagi kalian yang sedang menempuh pendidikan kedokteran. Buku ini merupakan buku panduan praktikum empati dalam komunikasi yang disusun sebagai upaya mencetak dokter yang kompeten secara kognitif, psikomotorik, attitude, dan spiritual. Menilik Beda Simpati dan Empati Setelah kita membahas mengenai pengertian dan ciri-ciri dari simpati maupun empati, sekarang kita akan membahas perbedaan dari keduanya. Berikut adalah beda simpati dan empati. 1. Simpati tidak mendalam, empati lebih mendalam. Simpati hanya bersifat memberi respons berupa perasaan iba, hal ini tidak terlalu mendalam dalam mencampuri urusan orang lain. Pada umumnya, simpati tidak menunjukkan suatu sikap keprihatinan terhadap apa yang dirasakan oleh orang lain. Simpati juga tidak mempertimbangkan mengenai perlu atau tidaknya membantu orang lain untuk menangani masalah orang lain tersebut. Sedangkan empati bersifat lebih mendalam, karena dengan empat, seseorang lebih merasakan apa yang sedang dirasakan oleh orang lain, serta mampu merasakan situasi dan kondisi yang sedang dialami oleh orang lain tersebut. Setelah peristiwa ini muncul, respon berikutnya biasanya adalah berupaya bersama-sama untuk mencari jalan keluar guna menyelesaikan masalah tersebut. 2. Simpati adalah respons dukungan, empati pemahaman terhadap orang lain. Simpati merupakan bentuk respon dukungan yang ditujukan kepada orang lain. Orang lain mampu merasakan dukungan yang diberikan, tetapi tidak sampai pada tahap penyelesaian masalah atau mencari jalan keluarnya. Sebagian orang merasa, bahwa apa yang dilakukan oleh seseorang terhadap dirinya sudah lebih dari cukup, sehingga dirinya tidak memerlukan bantuan lebih banyak lagi dari orang tersebut. Empati merespons dengan sebuah tindakan untuk lebih memahami orang lain. Sikap empati seseorang memunculkan anggapan, bahwa permasalahan yang sedang dialami oleh orang lain merupakan permasalahan yang besar. 3. Simpati berdasarkan pada suatu persamaan, empati berdasar suatu perbedaan. Munculnya sikap simpati sering dilakukan atas dasar suatu persamaan. Seseorang mungkin pernah mengalami peristiwa atau bernasib sama dengan peristiwa yang sedang dialami oleh orang lain. Hal ini akan membuat seseorang iba atau merasa prihatin, sehingga mereka berdua berusaha untuk saling menguatkan, namun hanya berhenti di situ tanpa berlanjut pada suatu proses pemecahan masalah. Sedangkan empati bisa muncul tanpa seseorang pernah mengalami peristiwa yang sama seperti yang sedang dialami oleh orang lain. Namun sikap empati mampu merasakan apa yang sedang dialami oleh orang lain. 4. Simpati bersifat spontan, empati melibatkan beberapa faktor. Saat seseorang mendengar musibah yang menimpa orang lain, dengan seketika seseorang tersebut akan memberikan respon dengan bentuk ucapan dukacita, keprihatinan atau belarasa. Hal ini merupakan reaksi yang bersifat spontan yang menunjukkan bahwa seseorang bersimpati dengan kejadian yang sedang dialami oleh orang lain. Sedangkan empati, akan melibatkan beberapa faktor seperti kognisi dan afeksi, faktor ini akan mempengaruhi seseorang untuk ikut berpikir mencari pemecahan atas permasalahan yang sedang dialami oleh orang lain. Sikap empati ini akan memberi rasa nyaman pada orang lain agar dapat merasa lebih baik lagi. Nah, sudah jelas sekarang ya, Grameds. Yang selama ini dianggap sama, ternyata memiliki perbedaan. Namun keduanya memiliki nilai-nilai positif pada lingkup sosial masyarakat. Simpati dan empati dibutuhkan untuk membangun hubungan sosial yang baik dengan orang lain. Kita sama-sama menjadi paham, bagaimana rasanya jika kita berada pada posisi yang sedang dialami oleh orang lain. Rasa empati, secara alami akan melatih perilaku tolong menolong antar sesama manusia dan menjadi bentuk pengungkapan kepedulian serta keprihatinan. Yang tidak kalah penting, setelah kita mengetahui banyak hal mengenai simpati dan empati, akan membuat kita menjadi pribadi yang selalu bersyukur atas segala kondisi yang kita terima saat ini, ternyata bukan hanya kita yang pernah mengalami peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan menurut kita. Banyak orang lain mengalami peristiwa yang lebih tidak menyenangkan daripada kita. Menumbuhkan sikap simpati dan empati memerlukan waktu yang tidak pendek. Keduanya membutuhkan proses yang panjang, berulang terus menerus hingga menjadi pembiasaan baik. Jangan pernah berputus asa untuk mencoba ya, Grameds. Buku berikut ini juga dapat kalian gunakan sebagai referensi jika ingin belajar mengelola kebaikan diri. Buku dengan judul Aku Ingin Menjadi Lebih Baik direkomendasikan bagi kalian yang ingin mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Buku setebal 156 halaman ini berisi empat bagian, yang masing-masing bagian merupakan penyemangat untuk menjadi lebih baik. Grameds, ikuti selalu ulasan-ulasan menarik yang akan selalu hadir untuk kalian melalui Gramedia Digital. Akan ada tulisan-tulisan menarik setiap harinya yang bisa kalian baca untuk menambah informasi. Demikian ulasan mengenai beda simpati dan empati juga beberapa referensi buku yang bisa Grameds baca. Sebagai SahabatTanpaBatas Gramedia memberikan produk-produk terbaik untuk kalian yang selalu ingin menjadi LebihDenganMembaca. Penulis Andy BACA JUGA Pengertian Empati Ciri-Ciri, Faktor, dan Fakta Empati Empati Pengertian, Ciri, Faktor, & Manfaatnya dalam Keseharian Pengertian dan Contoh Manusia Sebagai Makhluk Sosial Interaksi Sosial Pengertian, Ciri-Ciri, Syarat, Faktor, dan Contoh Arti Playing Victim, Tanda-Tanda, Penyebab & Cara Mengatasinya ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Idberisikan motifasi dan energy positif dasar, yang sering disebut insting atau stimulus. Id berorientasi pada prinsip kesenangan (pleasure principle) atau prinsip reduksi ketegangan, yang merupak sumber dari dorongan-dorongan biologis (makan, minum, tidur, dll) Prinsip kesenangan merujuk pada pencapaian kepuasan yang segera, dan id orientasinya
Contoh pengembangan sikap empati kepada profesi seniman dan budayawan. Foto UnsplashSeniman merupakan profesi yang merujuk pada seseorang yang memiliki pemikiran kreatif, inovatif, dan mahir dalam bidang seniman bisa menghasilkan karya-karya yang menjadi ciri khasnya. Misalnya seperti film, lukisan, patung, lagu, dan lainnya. Karya-karya tersebut yang nantinya akan mendapatkan apresiasi oleh masyarakat tentang apresiasi, seorang seniman sering kali tidak mendapatkan apresiasi atau sikap empati dari orang lain atas karya-karya yang jurnal yang berjudul Apresiatif Seni Rupa karya Rio Anggoro Putra, apresiasi seni rupa merupakan suatu proses mendengar, melihat, menghayati, menilai, menjiwai,dan membandingkan, atau menghargai karya seni dikaitkan dengan segi satu sikap yang menunjukkan bahwa seseorang memberikan apresiasi adalah empati. Berkembangnya perasaan empati kepada seorang seniman dan juga budayawan jadi salah satu cara untuk memberikan Pengembangan Sikap Empati kepada Seniman dan BudayawanContoh pengembangan sikap empati kepada profesi seniman dan budayawan. Foto UnsplashMenurut buku Seni Budaya SMA Kelas XI yang disusun oleh Kemeneterian Pendidikan dan Kebudayaan, apresiasi seni budaya adalah bagian dari meningkatnya sensitivitas kemampuan untuk mengapresiasi keindahan serta harmoni yang mencakup apresiasi dan juga soal memberikan apresiasi dan ekspresi juga baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati serta mensyukuri hidup. Begitu juga dengan kehidupan bermasyarakat, dengan adanya tindakan tersebut, hal ini bisa menciptakan kebersamaan yang contoh dari pengembangan sikap empati kepada seniman dan budayawan? Berikut penjelasannya!1. Pengenalan akan tokoh-tokoh seni budayaTindakan atau sikap empati yang bisa dicontoh adalah mengenalkan tokoh-tokoh seni budaya. Seniman serta budayawan merupakan profesi yang tidak asing lagi di sayangnya tokoh yang berkecimpung di dunia seni dan kebudayaan ini jarang sekali diketahui oleh masyarakat luas. Berikut beberapa tokoh seniman dan budayawan terkenal di Mengetahui dan mengenang karya-karyanyaSetelah mengetahui tokoh seniman dan budayawan yang ada di Indonesia ketahui juga karya-karya yang dimiliki oleh seniman dan budayawan beberapa karya yang populer dari para seniman IndonesiaLukisan Perahu dan Matahari karya Affandi KoesoemaLukisan Pemandangan Priangan karya Abdullah SuriosubrotoLukisan Upacara Pembakaran Jenazah di Bali karya Basuki AbdullahContoh-contoh tindakan pengembangan sikap empati kepada seniman dan budayawan di atas menjadi upaya nyata untuk mengembangkan perasaan simpati, yang jika dilakukan berulang-ulang akan dapat meningkat menjadi perasaan begitu, para pelajar yang sedang mempelajari ilmu seni dan budaya bisa kagum serta semakin menghargai jasa-jasa para seniman dan budayawan. Terlebih karya seni yang dihasilkan oleh para seniman dan budayawan memiliki nilai dan kualitasnya yang dimaksud dengan apresiasi seni rupa?Sebutkan tiga tokoh seniman dan budayawan terkenal di Indonesia!Sebutkan tiga karya populer dari seniman Indonesia!
4 Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesame manusia, yang memang merupakan landasan biologi dari kehidupan masyarakat manusia sebagai kolektif. 5) Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya. Dorongan ini merupakan asal-mula dari adanya beragam kebudayaan manusia, yang menyebabkan bahwa manusia mengembangkan adat.
X5zAEI.